Selasa, 17 Mei 2016

TITRASI ASAM BASA VOLUMETRIK



TITRASI ASAM BASA VOLUMETRIK

Asam didefinisikan sebagai senyawa yang mengandung hidrogen yang bereaksi dengan basa. Basa adalah senyawa yang mengandung ion OH- ketika bereaksi dengan air. Basa bereaksi dengan asam untuk menghasilkan garam dan air. Teori Bronsted memperluas definisi asam dan basa dengan menjelaskan lebih banyak mengenai suatu larutan kimia. Misalnya, Teori Bronsted menjelaskan lebih banyak mengenai suatu larutan Amonium Klorida bersifat asam dan larutan Natrium Asetat bersifat basa. Dalam teori Bronsted, asam didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat memberikan proton kepada zat yang lain. Dalam hal ini, proton adalah atom hidrogen yang kehilangan elektronnya. Basa adalah zat yang menerima proton dan zat lain. Reaksi asam dan basa menghasilkan asam dan basa yang lain.


Indikator asam-basa adalah senyawa halokromik yang ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam sampel, umumnya adalah larutan yang akan memberi warna sesuai dengan kondisi pH larutan tersebut. Pada temperatur 25oC, nilai pH untuk larutan netral adalah 7,0. Dibawah nilai tersebut larutan dikatakan basa. Kebanyakan senyawa organik yang dihasilkan makhluk hidup mudah melepaskan proton (bersifat sebagai asam lewis), umumnya asam karboksilat dan amina, sehingga indikator asam-basa banyak digunakan dalam bidang kimia hayati dan kimia analitik. Mekanisme perubahan warna oleh indikator adalah reaksi asam-basa, pembentukan kompleks, dan reaksi redoks.


Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi netralisasi asam basa. Titik ekuivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH pada titik ekuivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisasi asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik ekuivalen berada. Pada umumnya titik ekuivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah diamati adalah titik akhir yang dapat terjadi sebelum dan sesudah titik ekuivalen tecapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berhimpit dengan titik ekuivalen, dengan pemilihan indikator yang tepat dapat memperkecil kesalahan titrasi.

Berikut ini syarat-syarat yang diperlukan agar titrasi yang dilakukan berhasil :

1.  Konsentrasi titrasi harus diketahui. Larutan seperti ini disebut larutan standar.
2.  Reaksi yang tepat antara titran dan senyawa yang dianalisis harus diketahui.
3.  Titik ekuivalen atau titik stoikhiometri harus diketahui. Indikator yang memberikan perubahan warna, atau sangat dekat pada titik ekuivalen yang sering digunakan. Titik pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir.
4.  Volume titran yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekuivalen harus diketahu.

Indikator PP
Larutan yang sudah dititrasi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar